Jangan cepat menyerah, setiap masalah memiliki jalan keluarnya -Rini Suryani-

Kamis, 12 Maret 2015

Religion and Arts

     Hmm kali ini kita akan membahas mengenai Agama dan Seni. Postingan sebelumnya sudah saya bahas mengenai pengertian agama yang disarikan oleh KBBI atau Kamus Besar Bahasa Indonesia. Nah langsung saja kita bahas lebih lanjut mengenai Agama dan Seni yang disarikan dari panduan kuliah saya, yaitu binusmaya.

1. RELIGION ATAU AGAMA

     Agama didefinisikan oleh Wallace sebagai keyakinan dan ritual yang melibatkan makhluk gaib dan kekuatan. Agama adalah universal budaya. Mayat Neanderthal memberikan bukti awal yang memungkinkan itu merupakan suatu kegiatan keagamaan.
Gambar 1.1 Alfred Russel Wallace
http://upload.wikimedia.org/wikipedia/commons/5/5d/ARWallace.jpg

1.1 Animism
     Tylor pertama kami mempelajari agama secara antropologis dan mengembangkan taksonomi agama. Animisme dipandang sebagai yang paling primitif dan didefinisikan sebagai keyakinan di dalam jiwa yang berasal dari usaha pertama untuk menjelaskan mimpi dan fenomena.







1.2 Mana dan Taboo

Gambar 1.3 Peta dari Melanesia dan Polinesia
copyright 2002 by The McGraw-Hill Companies, Inc.
All rights reserved (Binusmaya)
     Mana didefinisikan sebagai keyakinan dalam domain supranatural imanen atau kekuatan-hidup, berpotensi tunduk pada manipulasi manusia. Polinesia dan Melanesia adalah konsep dari Mana yang dikontraskan.
  • Mana Melanesia: Merupakan sebagai kekuatan impersonal suci yang jauh seperti konsep keberuntungan Barat
  • Mana Polinesia: Terkait konsep yang tabu, yang terkait dengan sifat yang lebih hierarkis masyarakat Polinesia
Gambar 1.4 Anggota dari suku Iban-Malaysia percaya bahwa di dalam tengkorak memiliki Mana
Photo Credit: David Alan Harvey/ Woodfin Camp & Associates (Binusmaya)

1.3 Sihir dan Agama

     Sihir mengacu pada teknik supranatural yang dimaksudkan untuk mencapai tujuan tertentu. Sihir mungkin meniru (seperti boneka voodoo) atau menular (dicapai melalui kontak). Sihir adalah alat kontrol, tetapi agama berfungsi untuk memberikan stabilitas ketika tidak ada kontrol atau kemungkinan pemahaman. Malinowski melihat agama suku seperti yang difokuskan pada krisis kehidupan.

1.4 Ritual
     Secara leksikal, ritual adalah bentuk atau metode tertentu dalam melakukan upacara keagamaan atau upacara penting atau tatacara dalam bentuk upacara. Menurut Gluckman, ritual adalah kategori upacara yang lebih terbatas, tetapi secara simbolis lebih kompleks karena ritual menyangkal urusan sosial dan psikologis yang lebih dalam. Sedangkan menurut Leach, ritual adalah setiap perilaku untuk mengungkapkan status pelakunya sebagai makhluk sosial dalam sistem struktural dimana ia berada pada saat itu.
  • Ritual Formal: Dilakukan dalam konteks yang sakral
  • Ritual Inheren Sosial: Partisipasi di dalamnya menyiratkan komitmen sosial
1.5 Ritus Peralihan
     Ritus perlaihan adalah ritual keagamaan yang menandai dan memfasilitasi gerakan orang dari satu (sosial) negara menjadi hal lain. Misalnya Plains Indian 'Visi Pencarian'. 
Ritus Peralihan memiliki 3 fase:
  1. Pemisahan-Peserta: Menarik diri dari kelompok dan mulai bergerak dari satu tempat ke tempat lain
  2. Liminitas-Periode antara negara-negara: Dimana peserta telah meninggalkan satu tempat namun belum masuk ke tempat berikutnya. Liminalitas merupakan bagian dari setiap ritual dan melibatkan penghentian sementara dan bahkan pembalikan perbedaan sosial sehari-hari. 
  3. Pendirian-Peserta: Masyarakat dengan status baru setelah menyelesaikan ritual.
1.6 Totemisme
     Totemisme adalah agama dimana unsur-unsur alam bertindak sebagai tempat suci bagi masyarakat melalui asosiasi simbolik. Totemisme menggunakan alam sebagai model bagi masyarakat. Ritual memainkan peran penting dalam menciptakan dan memelihara solidaritas kelompok. Dalam masayarakat totem, masing-masing kelompok keturunan memiliki hewan, tumbuhan, fitur geografis dari keturunan yang mereka klaim.

1.7 Kontrol Sosial
     Kekuatan agama mempengaruhi tindakan. Agama dapat digunakan untuk memobilisasi segmen besar masyarakat melalui sistem imbalan dan hukuman nyata yang dapat dirasakan. Agama juga mempertahankan kontrol sosial dengan menekankan sekilas sifat kehidupan.

1.8 Praktisi Agama dan Jenis Agama
     Wallace mendefinisikan agama terdiri dari semua masyarakat lembaga kultus (ritual dan keyakinan) dan dikembangkan dalam 4 kategori:
  1. Agama Perdukunan: Bagian-waktu perantara agama yang dapat bertindak sebagai yang paling karakteristik dan pengumpul,
  2. Agama Komunal: Memiliki dukun, ritual masyarakat, beberapa dewa alam, dan lebih karakteristik produsen makanan dari pengumpul.
  3. Agama Olympian: Pertama kali muncul dengan negara-negara, memiliki waktu penuh spesialis agama yang organisasinya dapat meniru negara, memiliki dewa antropomorfik kuat yang mungkin ada sebagai dewa.
  4. Agama Monoteistik: Memiliki semua atribut Agama Olympian, kecuali bahwa jajaran dewa yang dimasukkan di bawah makhluk abadi, maha tahu, maha kuasa, dan dimana-mana tunggal.
Tabel 1.1 Tipologi Agama Menurut Anthony F. C. Wallace
copyright 2002 by The McGraw-Hill Companies, Inc. 
All rights reserved (Binusmaya)
1.9 Gerakan Revitalisasi
     Gerakan keagamaan yang bertindak sebagai medium bagi perubahan sosial disebut gerakan revitalisasi. Era kolonial Iroquis reformasi yang dipimpin oleh "Danau Tampan" adalah contoh dari gerakan revitalisasi.

1.10 Sinkretisme
     Sebuah sinkretisme adalah campuran budaya, termasuk campuran agama yang  muncul ketika 2 atau lebih tradisi budaya saling bersentuhan. Contohnya termasuk voodoo, santeria, dan candomle. Kultus kargo Melanesia dan Papua Nugini adalah sinkretisme dari ajaran kristen dengan kepercayaan asli. 

2. ARTS ATAU SENI

2.1 Apa itu Seni?
     Seni adalah sesuatu yang sangat sulit ditentukan, namun pada umumnya seni mengacu pada manifestasi kreativitas manusia melalui orang yang mengekspresikan dirinya dalam seni tari, musik, lukisan, patung, gerabah, kain, story telling, ayat, prosa, drama, dan komedi. Seni selalu berubah dan sering menggabungkannya dengan media.

Gambar 2.1 Foto ini diambil di Berlin-Jerman. Foto ini menggambarkan sebuah seni di dalam seni.
Latar belakang foto ini adalah artis eksperimental Christo. Ia telah membungkus Reichstag.

2.2 Seni, Masyarakat, dan Budaya
     Seni biasanya adalah fenomena umum yang dipamerkan, dilakukan, dievaluasi, dan dihargai dalam masyarakat. Etnomusicology adalah studi komparatif musik dunia. Musik sebagai aspek dari budaya dan masyarakat. Seni adalah suatu bentuk komunikasi sosial. Seni adalah bagian dari budaya dan sebagai apresiasi hasil untuk seni diinternalisasikan dalam akulturasi. Seni memainkan peran penting dalam transmisi pelestarian dan ekspresi tradisi budaya. Seni mengandalkan bakat individu yang dibentuk melalui arah yang disetujui secara sosial.

2.3 Agama dan Seni
     Definisi dari seni dan agama berfokus pada aspek biasa masing-masing yang berkaitan dengan bagaimana mereka berbeda dari biasa dan profan/sekuler. Seni dan agama memiliki hal formal (museum dan tempat beribadah) dan hal informal (rumah, tempat berkumpul reguler). Agama memerlukan perwujudan dalam bentuk benda dan tindakan. Daya simbolik suatu benda atau perilaku keagamaan bertumpu pada sistem kepercayaan manusia terhadap keberadaan Yang Maha Kuasa. Pesona yang dimiliki oleh benda atau perilaku agama/seni merupakan efek dari penerapan suatu teknologi tertentu. Pergeseran tanggapan terhadap gejala benda/perilaku seni/agama dapat berlangsung dalam dua arah: Seni ke arah Agama, dan sebaliknya Agama ke arah Seni. Dapat pula terjadi pergeseran ke arah penggabungan antara seni dan agama.

Pengalaman Aku dan Allah

     Disini saya menyisipkan sedikit cerita mengenai pengalaman saya yang diberikan hidayah oleh Allah Swt. Dulu saya yang duduk di kelas 3 SMA berpacaran dengan teman sekelas saya. Kami berpacaran lebih kurang 3 bulan lebih. Kemudian tepat seminggu sebelum Ujian Nasional, kami putus. Keadaan saya saat itu galau dan memikirkan banyak hal. Tepat di hari kami putus saya menangis dan terluka. Lalu saya berdoa kepada Allah Swt....
"Ya Allah....kuatkan aku, bantu aku menghadapi ini ya Allah... Semoga hal ini tidak mempengaruhi Ujianku. Aamiin".
     Lantas beberapa saat saya mulai berpikir untuk berhijab, kala itu saya memang merencanakan berhijab namun setelah kuliah, tapi entah kenapa malam itu saya diberikan keyakinan yang jauh lebih kuat. Saya merasa dengan mendekatkan diri kepada Allah Swt akan membuat saya tenang dan kuat. Malam itu saya merasa mendapatkan hidayah dari Allah Swt.. 
     Saya memantapkan hati, meminta saran dari teman, dan Alhamdulillah niat saya yang semakin kuat membawa saya ke arah yang lebih baik. Akhirnya saya pun berhijab hingga sekarang dan terus belajar agar lebih dekat kepada Allah Swt. 
     Semua hal telah diatur oleh Allah Swt, kita sebagai manusia tidak seharusnya mengeluh dan merasa kitalah orang yang paling menderita di dunia ini. Apapun yang terjadi Allah tidak akan membiarkan hambanya melewati cobaan melampaui batas kemampuannya. Allah tahu yang terbaik untuk hambanya. Sekian cerita dari saya semoga dapat diambil hikmahnya. Saya memang tidak sempurna, tidak ada satu manusia pun yang sempurna. Tapi sebagai hamba Allah, saya akan terus berusaha menjadi orang yang lebih baik dari sebelumnya.
     
Disarikan oleh:
  1. Disarikan Binusmaya Pertemuan ke-3. (12-13 Mar 2015) Human Diversities 2 Religion and Arts. Copyright 2002 by The McGraw-Hill Companies, Inc. All rights reserved 
  2. Disarikan situs Kemdikbud (ditulis oleh G. R. Lono Simatupang) http://kebudayaan.kemdikbud.go.id/wp-content/uploads/sites/37/2014/11/Seni_dan_Agama-Lono.pdf
  3. Disarikan situs Walisongo (Pengertian ritual ini disarikan oleh Tsuwaibah, et.al, Kearifan Lokal Dalam Penaggulangan Bencana, Pusat Penelitian IAIN Walisongo, Semarang, 2011, hlm. 44-47http://eprints.walisongo.ac.id/1232/3/084111014_Bab2.pdf


     

Tidak ada komentar:

Posting Komentar