Jangan cepat menyerah, setiap masalah memiliki jalan keluarnya -Rini Suryani-

Senin, 16 Maret 2015

Human Philosophical Reflections 2: Knowledge, Intelligence, Affection, and Freedom

     Setelah kita membahas mengenai refleksi filsafat manusia bagian satu, sekarang mari kita beralih ke refleksi filsafat manusia bagian dua. Disini saya akan menjelaskan mengenai pengetahuan, inteligensi, afektivitas, dan kebebasan.

1. KNOWLEDGE (PENGETAHUAN)

   
Gambar 1.1
http://sites.psu.edu/smartblog/wp-content/uploads/sites/15631/2014/10/AAAS-pic-4.jpg
     Pengetahuan tidak bisa dipandang seperti memandang suatu objek yang terdapat di sana, di depan subjek, yang dapat dijangkau oleh pandangan dan oleh tangan manusia. Permasalahan kritis di di sini adalah kompleksitas pengetahuan manusia yang sulit dijangkau secara lengkap, utuh, dan paripurna, oleh budi manusia yang terbatas. 

1.1 Macam-Macam Pengetahuan
  • Pengetahuan Indrawi Lahir atau Indrawi Luar: Jika orang dapat mencapai pengetahuan secara langsung melalui penglihatan, pendengaran, pembau, perasaaan, serta peraba setiap kenyataan yang mengelilinginya.
  • Pengetahuan Indrawi Batin: Ketika pengetahuan menampakkan dirinya kepada orang dengan ingatan dan khayalan, baik mengenai apa yang tidak ada lagi atau yang belum pernah ada maupun yang terdapat di luar jangkauannya.
  • Pengetahuan Perspektif: Ketika pengetahuan muncul secara spontan, memungkinkan orang untuk menyesuaikan dirinya secara langsung dengan situasi yang disajikan. Pengetahuan ini menyatakan dirinya dengan gerakan tangan, tingkah laku, sikap-sikap, tindakan, serta teriakan daripada dengan perkataan yang dipikirkan atau dengan keterangan yang jelas.
  • Pengetahuan Refleksif: Ketika pengetahuan itu membuat objektif kodrat dari suatu realitas apapun juga. Pengungkapannya adalah baik dalam bentuk ide, konsep, definisi, serta putusan-putusan maupun dalam bentuk lambang, mitos, atau karya-karya seni.
  • Pengetahuan Diskursif: Ketika pengetahuan itu memperhatikan suatu aspek dari benda kemudian suatu aspek yang lain. Ketika pengetahuan itu pergi dan datang dari keseluruhan ke bagian-bagian, dan dari bagian-bagian ke keseluruhan. 
  • Pengetahuan Intuitif: Ketika pengetahuan menangkap atau memahami secara langsung benda atau situasi dalam salah satu aspeknya, keseluruhan dalam satu bagian, sebab dalam akibat, konsekuensi dalam prinsip, dan sebagainya.
  • Pengetahuan Induktif: Bila menarik yang universal dari yang individual
  • Pengetahuan Deduktif: Bila menarik yang individual dari yang universal
  • Pengetahuan Kontemplatif: Bila mempertimbangkan benda-benda dalam dirinya dan untuk dirinya sendiri
  • Pengetahuan Spekulatif: Bila mempertimbangkan benda-benda dalam bayangan-bayangan dan ide-ide, atau konsep-konsep tentang benda-benda itu 
  • Pengetahuan Praktis: Kalau mempertimbangkan benda-benda menurut dari bagaimana mereka bisa dipergunakan
  • Pengetahuan Sinergis: Kalau merupakan akumulasi dari seluruh daya kemampuan dari subjek (yang sedang mengetahui)

2. INTELLIGENCE (KECERDASAN)

Gambar 2.1 Multiple Intelligence
http://files.xsusanciciliamath-com.webnode.com/
200001067-8c3ce8d34e/multiple-intelligences.jpg
2.1 Pengertian 
     Istilah intelegensi  diambil dari kata intellectus dan kata kerja intellegere (dalam bahasa latin). Kata intellegere terdiri dari kata intus yang artinya dalam pikiran atau akal, dan kata legere yang berarti membaca atau menangkap. Kata intellegere dengan ini berarti membaca dalam pikiran atau akal segala hal dan menangkap artinya yang dalam. Inteligensi adalah kegiatan dari suatu organisme dalam menyesuaikan diri dengan situasi-situasi, dengan menggunakan kombinasi fungsi-fungsi seperti persepsi, ingatan, konseptual, abstraksi, imajinasi, atensi, konsentrasi. Pada tingkat yang lebih tinggi, intelegensi juga dapat diartikan sebagai proses pemecahan masalah-masalah dengan pemikiran abstrak.

2.2 Bentuk-Bentuk Kegiatan Intelektif Manusia
  • Pengetahuan Intelektif Paling Rendah (Persepsi): Digerakkan secara tidak sadar dan prareflektif. Misalnya tampak pada refleksi spontan, prasadar, dan prapribadi.
  • Pengetahuan Intelektif Penampakan (Aprehensi): Bentuk pengetahuan dimana sudah terdapat kesadaran, meskipun subjek menerima apa yang terjadi pada dirinya secara pasif tanpa diinginkannya. Heidegger dalam pandangan fenomologi eksistensialnya antara lain menyebut kegiatan inteligensi ini sebagai sesuatu penerangan atau satu tindakan penyingkapan dan pemanifestasian.  

    Gambar 2.2 Martin Heidegger

    http://upload.wikimedia.org/wikipedia/commons
    /2/2c/Heidegger_4_%281960%29_cropped.jpg
  • Pengetahuan Intelektif Insight: 
      Penangkapan intelektual secara mendadak mengenai objek. Melalui tahap ini intelegensi manusia tidak hanya menyeadari secara pasif apa yang terjadi, tetapi berusaha untuk menangkap esensi atau hakikat atau inti peristiwa tertentu.
    • Pengetahuan Intelektif Diskursif: Istilah diskursif dari kata di-curres artinya berlari ke berbagai arah melalui induksi, deduksi, refleksi, subjektif-objektif, dan sebagainya. (Leahy, 1993: 132).
    • Pengetahuan Intelektif Tahap yang Lebih Tinggi: Keputusan atau keyakinan akan kebenaran atau kesalahan dari hasil penyelidikan tertentu. Putusan ini lebih bersifat reflektif, sebab penguatan atau afirmasi (penetapan yang positif, penegasan, peneguhan) yang diberikan sungguh-sungguh didasarkan pada landasan yang bisa dipertanggungjawabkan.

    3. AFFECTION (AFEKTIVITAS)

    Gambar 3.1
    http://www.indopos.co.id/wp-content/uploads/2014/03/hu72.jpg
    Afektivitas adalah kemampuan untuk menyatakan emosi

         Cipta (kognisi), karsa (konasi), rasa (afeksi), itulah trias-dinamika, atau manusia sebagai trias-dinamika. Diakui bahwa manusia tidak hanya memiliki kemampuan kognitif-intelektual, tetapi juga afektivitas. Di samping pengetahuan, afektivitas juga membuat manusia berada secara aktif dalam dunianya serta berpartisipasi dengan orang lain dan dengan peristiwa-peristiwa dunianya. Afektivitas berbeda dengan pengetahuan, namun menjadi penggerak atau penyebab dan sekaligus akibat dari proses pengetahuan manusia dalam arti penerapannya dalam bentuk perbuatan atau tindakan. Untuk mencapai afektivitas, subjek harus berada dalam kondisi dimana subjek akan melahirkan kegiatan afektif. Adapun kondisi-kondisi tersebut ialah:
    • Pertama, antara subjek dan objek harus ada ikatan kesamaan atau kesatuan itu sendiri, karena ketika tisak ada kesamaan maka tidak akan ada afektivitas. 
    • Kedua, nilai (baik dan buruk), dalam kondisi ini, ketika objek dipandang memiliki sebuah nilai maka subjek akan melahirkan kegiatan afektif, karena afektivitas itu sendiri adalah berdasar pada kecintaan akan sesuatu maka subjek pada akhirnya akan melahirkan kegiatan afektif untuk menolak atau menerima.
    • Ketiga, sifat dasariah dan kecendrungan kognitif, pada kondisi ini subjek akan dalam melakukan sebuah afektif harus ditunjang dengan sebuah sifat dasariah yang akan mendorong sia untuk lebih cenderung berkeinginan akan sesuatu yang akan menimbulkan afektivitas yang sesuai dengan sifat dasariah tersebut. 
    • Keempat, mengenal adalah kausa dari afektivitas. Dalam proses mengenal subjek akan mengalami kondisi dimana dia harus berusaha mendefinisikan objek yang akan dikenalinya dan ketika definisi tentang objek tersebut telah tercapai maka pada akhirnya akan lahir keputusan afektif.
    • Kelima, Imajinasi. Untuk menimbulkan kegiatan afektif maka imajinasi dapat menjadi sebuah pendorong, semangat, memengaruhi, bahkan membohongi. 

    4. FREEDOM (KEBEBASAN)

    Gambar 4.1
    http://dakwahmedia.com/wp-content/uploads/2015/02/freedom.jpg
    4.1 Pengertian
         Manusia mungkin akan merealisasikan dirinya secara penuh jika ia bebas. Gagasan kebebasan semacam ini selalu aktual dalam hidup manusia selain karena kebebasan merupakan hal yang tidak bisa dipisahkan dari diri manusia, juga karena kebebasan itu dalam kenyataannya merupakan suatu yang bersifat "fragile" (bersifat sensitif dan rapuh). Manusia adalah makhluk yang bebas, namun sekaligus manusia adalah makhluk yang harus senantiasa memperjuangkan kebebasannya. "Freedom is Self Determination". Berdasarkan pengertian itu dapat dikatakan bahwa kebebasan merupakan sesuatu sifat atau ciri khas perbuatan dan kelakuan yang hanya terdapat dalam manusia dan bukan pada binatang atau benda-benda.

    4.2 Tiga Bentuk Kebebasan Menurut Louis Leahy
    Gambar 4.2 Louis Leahy
    • Kebebasan Fisik: Ketiadaan paksaan fisik. Artinya adalah tidak adanya halangan atau rintangan-rintangan eksternal yang bersifat fisik atau material.
    • Kebebasan Moral: Ketiadaan paksaan moral hukum atau kewajiban. Kebebasan moral berbeda dengan kebebasan psikologis. Namun keduanya memiliki hubungan yang sangat erat. Kebebasan moral moral mengandaikan kebebasan psikologis, namun jika ada kebebasan psikologis, belum tentu ada kebebasan moral. Kebebasan moral dapat dibatasi dengan pemberian larangan atau pewajiban secara moral.
    • Kebebasan Psikologis: Ketiadaan paksaan secara psikologis. Mempunyai kemampuan untuk mengarahkan hidupnya, kebebasan berkehendak dan memilih.
    • Gambar 4.3
      Salah satu bangunan di Universitas Indonesia, tempat Leahy
      berprofesi sebagai pemberi masukan
      di Departemen Filsafat
    Disarikan Oleh:
    1. Disarikan Binusmaya Pertemuan ke-5. (26-27 Mar 2015) GSLC. Human Philosophical Reflections 2 Knowledge, Intelligence, Affection, and Freedom. Copyright 2002 by The McGraw-Hill Companies, Inc. All rights reserved 
    2. Disarikan KBBI. KBBI Online ini dikembangkan oleh Ebta Setiawan copyright 2012-2015 versi 1.4. Database utama merupakan Hak Cipta Badan Pengembangan dan Pembinaan Bahasa, Kemdikbud (Pusat Bahasa)http://kbbi.web.id/afirmasi 
    3. Disarikan Wikipedia. Halaman ini terakhir diubah pada 30 April 2013, pukul 09:51. Teks tersedia dibawah Lisensi Atribusi-Berbagi Serupa Creative Commonshttp://id.wikipedia.org/wiki/Afektivitas 
    4. Disarikan Wikipedia. Halaman ini terakhir diubah pada 14 mei 2011, pukul 15:27. Teks tersedia dibawah Lisensi Atribusi-BerbagiSerupa Creative Commonshttp://id.wikipedia.org/wiki/Louis_Leahy

    Human Philosophical Reflections 1: Greece and Rome Philosophy, Changing Concepts of the Body, and the Games

        Filsafat manusia. Postingan kali ini kita akan membahas mengenai filsafat manusia. Bagaimana filsafat Yunani dan Roma yang berkaitan dengan kemiliteran dan olahraga. Baca selengkapnya pembahasan di bawah ini...

    1. PENGARUH YUNANI

    Gambar 1.1 Greece
    Mechikoff & Estes,
     
    A History and Philosophy of Sport and Physical Education,
     Fourth Edition © 2006, The McGraw-Hill Companies, Inc.
         Nama resmi dari Yunani adalah "Hellenic Republic" dengan ibukota Athena. Yunani memiliki kesinambungan sejarah lebih dari 5000 tahun. Bangsa Yunani disebut Hellenes setelah mendiami sebagian besar dari daerah Laut Hitam (Efxinos Pontos) dan Laut Tengah menjelajah daerah sekitarnya, menyusun negara bagiannya, membuat perjanjian-perjanjian komersil, dan menjelajah dunia luar, mulai dari Caucasus sampai Atlantik dan dari Skandinavia sampai ke Ethiopia. Yunani mengembangkan banyak kepercayaan dari dunia Barat tentang tubuh dan pendidikan jasmani. Seperti Judaic dan pengaruh Phoenician.

    1.1 Dua Sistem Metafisik di Yunani:
    • Naturalistik: Kodrat manusia adalah spiritual dan jasmani (fisik)
    • Anti-Naturalistik: Kodrat manusia diciptakan oleh pikiran (pendidikan jasmani tidak diperlukan)
    1.2 Posisi Filosofis: Tubuh
         Dualisme menjelaskan eksistensi manusia berdasarkan dua keyakinan metafisik dan teologis. Tokoh dari dualisme ini adalah Socrates dan Plato. 



    Gambar 1.3 Plato
    http://upload.wikimedia.org/wikipedia/commons/8/88/
    Plato_Silanion_Musei_Capitolini_MC1377.jpg
    Dua tokoh ini memisahkan eksistensi manusia menjadi dua bagian. Pikiran dan tubuh. Banyak dualis percaya bahwa mengembangkan kemampuan intelektual atas fisik adalah hal yang sangat penting. Dualisme juga meyakini  bahwa tubuh adalah musuh pikiran dan hanya dalam kematian pikiran benar-benar bebas dari tubuh.

    1.2 Classical Humanism
         Menekankan keberadaaan manusia-kesejahteraan dari individu adalah yang paling penting. Tubuh adalah bagian penting. Plato bukanlah humanis, ia menekankan pikiran lebih daripada tubuh. Dewa-dewa Yunani menganggap manusia sebagai makhluk ideal. Anthropomorphic adalah pengenaan ciri-ciri manusia pada binatang, tumbuh-tumbuhan, atau benda mati. 

    1.3 Idealisme Yunani
    Gambar 1.4 Arete
    http://upload.wikimedia.org/wikipedia/commons/
    thumb/f/fe/Arete_-_Areté-_Éfeso.jpg/
    180px-Arete_-_Areté-_Éfeso.jpg
    • Arete: Bermakna "Kehebatan" atau "Keunggulan". Kata ini terkait dengan araomai (berdoa) dan aristos (terbaik), yang juga menjadi asal kata aristokrasi, yaitu kekuasaan oleh orang-orang terbaik. Bagi orang Yunani kuno, arete  adalah ketika kita menjadi orang terbaik yang kita bisa. Arete tak hanya dimiliki oleh manusia, melainkan juga oleh rumah yang bagus, puisi yang indah, dan kuda yang kuat. 
    • Agon: Bermakna "Pertarungan". Orang Yunani kuno memandang segala sesuatu sebagai agon  antara dua kekuatan. Dalam kehidupan sehari-hari, misalnya menghapal suatu teks, merupakan agon orang dan teks.




    1.4 Olahraga Yunani
    • Dasar Sejarah: Kelahiran Olimpiade (776 SM)
    • Romantic View: Pendekatan naik turun. Tahun Glory pada abad ke-5 dan ke-6. 
    • Traditional View: Olahraga berevolusi dari permainan yang dijelaskan oleh Horner
    • Sejarawan Olahraga Modern: Banyak yang "non tradisional" dan tumbuh dari kontak dengan peradaban Yunani sekitarnya.

    1.5 Athena dan Sparta: Sebuah Kisah dari Dua Negara-Kota
    Gambar 1.5 Athena
    http://upload.wikimedia.org/
    wikipedia/commons/d/dd/Athena_

    Varvakeion_-_MANA_-_Fidias.jpg
         Yunani terdiri dari dua negara-kota dengan politik yang tidak bersatu. Athena dan Sparta adalah tokoh yang paling terkenal, mereka sangat kontras dengan budaya.
    • Athena: Pusat kebudayaan dan pembelajaran. Athena adalah dewi kebijaksanaan, perang, seni, dan kerajinan tangan. Dia adalah dewi perawan.
    • Sparta: Kekuatan militer dengan prajurit-warga. Sparta terobsesi dengan militer, tujuan negara adalah untuk menghasilkan tentara. Pendidikan jasmani memiliki tempat yang menonjol. 




    " Orang Sparta bukanlah pembuat tembikar, mereka juga bukan seniman. mereka tidak melakukan apapun kecuali bertempur. Ketika seorang, anak lelaki Sparta menginjak usia delapan tahun, dia dilatih hanya untuk melakukan satu hal, yaitu membunuh musuhnya. "
    - Barry Jacobsen, Ahli Sejarah Sparta - 

    1.5 Panhellenic Games
    Tabel 1. Panhellenic Games

    copyright 2002 by The McGraw-Hill Companies, Inc. All rights reserved (Binusmaya)
    Gambar 1.6 Stadium
    Gambar 1.7 Ancient Nemean Games. 
    Atlet bersaing balapan dengan baju besi (Museum at Ancient Nemea, Greece)
    Image source: Photo by Robert Mechikoff
    • Ancient Olympic Games: Pertama mencatat bukti olimpiade tahun 776 SM. Olimpiade terjadi setiap tahun keempat (Olympiad). Kemenangan militer serta keberhasilan atletik dirayakan, karena Yunani percaya kemenangan akan ditahbiskan oleh para dewa. Hanya lelaki yang diizinkan untuk bersaing dan menonton. Wanita yang mewakili demeter pendeta boleh menonton permainan. Permainan ini menunjukkan hubungan antara Olimpiade kuno dan teologi. Juga memiliki kompetisi non-atletik seperti seni, filsafat, puisi, dan musik. Juara dari Olimpiade menjadi seorang heroik dan akan menerima pensiun seumur hidup. Plato, Aristoteles dan filsuf terkenal lainnya berkumpul di Olympia.
    Gambar 1.8 Aristoteles
    http://upload.wikimedia.org/wikipedia/commons/a/ae/Aristotle_Altemps_Inv8575.jpg
    • Gift From a Champion Charioteer:
      Gambar 1.9 Bronze Statue hadiah pemenang balapan kereta
      di Pythian Games
      Image source: Photo by K. Price

      Patung perunggu kusir, Delphi, awalnya milik kelompok yang menampilkan kereta yang ditarik oleh empat ekor kuda. Patung ini didedikasikan untuk Apollo oleh Polyzalos dari Gela di 478 SM setelah dia memenangkan perlombaan kereta di Pythian Games.

    2. ROMA

    2.1 Etruscans
         Aturan Etruscan sekitar 600 SM untuk 509 SM. Tinggal di North Central Italia. Arkeolog menemukan makam pada tahun 1958 yang berisi lukisan rumit yang menggambarkan berbagai adegan olahraga. Makam ini dikenal sebagai makam olimpiade. Kemudian ditemukan makam lain yang menggambarkan ras kaki, kontes melompat, diskusi, balap kereta, melompati rintangan kayu, berenang, senam, dan pertempuran senjata. Patung yang menggambarkan pria dan wanita pegulat saling bersaing yang menunjukkan pria maupun wanita Etruscan aktif bersaing satu sama lain. 

    2.2 Kekaisaran Roma
         Republik Romawi didirikan menyusul kemenangan Etruscan pada 509 SM. Kekaisaran Roma didirikan pada 27 SM dan dibagi dalam abad keempat Masehi. Roma mengadopsi berbagai kebiasaaan praktik Etruscan setelah menaklukkan Etruscan di 509 SM. Kekaisaran Roma sangat dipengaruhi oleh budaya Yunani. Menuntut olimpiade yang khusus diadakan untuk menghormatinya.

    2.3 Roma dan Yunani: Analisis Budaya
         Roma dihargai kecerdasan dan budayanya jauh lebih sedikit daripada Yunani karena berfokus pada praktis dibandingkan estetika. Roma tidak memberikan kontribusi yang banyak untuk kemajuan filosofis dan ilmiah dibandingkan Yunani. Roma adalah politeistik seperti Yunani. Dewa Romawi pada dasarnya adalah dewa-dewa Yunani dengan nama Romawi menolak mitologi dan mulai memeluk kristen.

    Gambar 2.1 Arsitektur Roma
    Oculus dan kubah pantheon, Roma yang memiliki banyak jalan, dinding, dan bangunan bertahan dari periode. Pantheon adalah bangunan tertua yang berdiri dengan struktur kubah. Kubah melambangkan surga para dewa Romawi dan luasnya kekaisaran. Lubang bundar sebesar 30 meter dengan diameter seperti bumi yang berada di tengah adalah Oculus.
    Sinar matahari akan bergerak di sekitar interior bangunan.
    Source: Karl Weatherly / Getty Images
    2.4 Orientasi Filosopis: 
    • The Cynics: Sebuah kelompok yang ditujukan untuk pengajaran Socrates, yang mempercayai pentingnya karakter dan ketidakpedulian untuk keadaan. Kelompok ini mempengaruhi Stoa dan kemudian beberapa pertapa kristen.
    Gambar 2.2 Stoa of Attalus (reconstructed)
    http://media-cdn.tripadvisor.com/media/photo-s/01/6d/26/10/stoa-of-attalus-reconstructed.jpg
    • The Stoics: Zeno mendirikan sekolah sendiri dari Filosofi-Stoicism. Zeno pecah dengan Cynics sejak Zeno merasa prihatin dengan kehidupan politik. Zeno dipengaruhi oleh Plato dan Aristoteles mengenai politik. Tidak seperti Plato dan Socrates, kaum Stoics mempercayai tubuh. Persepsi dan akal digunakan untuk memperoleh pengetahuan. Tubuh adalah hal signifikan. Kaum ini menolak metafisika dan klaim agama mengenai moralitas. Menekankan pada pencapaian kebahagiaan pribadi melalui perilaku pribadi yang positif.
    • Epicureans: Menolak klaim metafisik atau agama pada perilaku seseorang. Hal ini mirip dengan Stoicisme. Menentang idealisme. Mempromosikan pengembangan individu berbudaya yang menemukan kebahagiaan melalui kegembiraan pikiran. Kebahagiaan dicari dalam perilaku yang baik, persahabatan, dan kenikmatan estetika. Pemikir Epicurean salah satunya adalah Marcus Tullius Cicero, seorang orator hebat dan filsuf. 
    Gambar 2.3 Marcus Tullius Cicero
    Cicero tertantang politik etis dari Julius Caesar. Diusir dari Roma karena kritikannya. Menjadi 
    seorang kritik sosial arena olahraga sebagai wakil dari masalah sosial yang besar di Romawi. 
    http://upload.wikimedia.org/wikipedia/commons/4/40/Cicero_-_Musei_Capitolini.JPG
    Gambar 2.4 Julius Caesar
    http://upload.wikimedia.org/wikipedia/commons/
    1/12/0092_-_Wien_-_Kunsthistorisches_Museum_-_Gaius_Julius_Caesar-edit.jpg
    2.5 Olahraga dan Militer Roma
    Gambar 2.5 Grafis Militer Roma
    Grafis yang diambil sebagai sampel instruktur
    Resource CD (McGraw-Hill Publisher)
    Penulis: Angela Lumpkin
    Copyright 2002 by The McGraw-Hill Companies, 
    Inc. All rights reserved (Binusmaya)
         Republik awal orang-orang terus menjaga kesehatan fisik dan terlibat dalam konteks atletik, tetapi tidak tertarik bergaya seperti kompetisi atletik resmi Yunani. Kemudian di akhir Republik orang-orang mulai kurang tertarik pada kebugaran fisik pribadi karena atletis Yunani dianggap tidak memiliki nilai militer oleh utilitarian Roma. Roma menjadi bangsa penonton. Militer dianggap hal yang sangat penting dan profesi bergengsi oleh Roma. Filosofi Stoic didukung oleh sistem militer.

    2.6 Wanita dan Olahraga di Roma
     
    Gambar 2.6 Grafis Gladiator Wanita
    Grafis yang diambil sebagai sampel instruktur

    Resource CD (McGraw-Hill Publisher) 
    Penulis: Angela Lumpkin
    Copyright 2002 by The McGraw-Hill Companies, 
    Inc. All rights reserved (Binusmaya)
           
    Peran wanita hampir tidak didokumentasikan sebagai peran laki-laki, dianggap hanya sebagai hiburan. Sistem sosial dan politik didasarkan pada patriarki dan kelas stratifikasi. Kompetisi atletik adalah domain dari orang Romawi. Wanita berpartisipasi dalam renang, menari, permainan bolam dan thermae. Olimpiade "Romanized" memiliki gulat dan lomba lari bagi wanita. Terdapat bukti arkeologi bahwa wanita berkompetisi sebagai gladiator.  

    2.7 Ilmu Ilmiah Roma: Claudius Galen


    Gambar 2.7 Claudius Galen
    http://upload.wikimedia.org/wikipedia/
    commons/f/f5/Galen_detail.jpg
    Gambar 2.8 Grafis Fisiologi Manusia
    Grafis yang diambil sebagai sampel instruktur

    Resource CD (McGraw-Hill Publisher) 

    Penulis: Angela Lumpkin

    Copyright 2002 by The McGraw-Hill Companies, 

    Inc. All rights reserved (Binusmaya)
         
         Claudius Galen belajar kedokteran di usia 17 tahun. Terkadang disebut "Bapak Kedokteran Olahraga". Ilmu kedokteran Galen dipraktekkan pada gladiator. Pertama ilmu kedokteran Galen untuk menerapkan obat-obatan dan biomekanik untuk latihan. Galen setuu dengan orang-orang Yunani tentang "Moderation in All Things".

    2.8 Flavian Amphitheater

    Gambar 2.10 Colosseum, Roma
    Eksterior dari Colosseum (Flavian Amphitheatre), 
    Roma; Colosseum dibangun di sekitar 72-80 Masehi.
    Image source: Royalty-Free/CORBIS, 
    courtesy of McGraw-Hill Higher Education
    Gambar 2.9
    Copyright 2002 by The McGraw-Hill 
    Companies, Inc. 


    All rights reserved (Binusmaya)















    2.9 Gladiators
         Terdiri dari empat kelompok, yaitu: Thracian, Samnite, Retiarius, Murmillo. Berpakaian sebagai musuh Romawi yang berjuang sampai mati. Bersumpah "Burnt with fire. shackled with chains, whipped with rods, and killed with steel". 

    Gambar 2.12 Daerah Arkeologi Pompeii
    Herculaneum dan Torre Annunziata
    http://upload.wikimedia.org/wikipedia/
    id/2/2c/Pompeii_temple_of_jupiter.jpg








    Gambar 2.11 Puing kota Pompeii. Pompeii adalah sekolah pelatihan gladiator terbaik yang diawetkan. 

    3. DARI DUNIA SPIRITUAL KE DUNIA SECULAR: MENGUBAH KONSEP TUBUH

    3.1 Filsafat, Olahraga, dan Pendidikan Jasmani Selama Abad pertengahan 900-1400
         Setelah jatuhnya Roma (476 AD) sampai 900 M. Abad pertengahan (Medieval atau Period). Dari 900 AD ke awal Renaissaince Italia (Abad ke-14). Keruntuhan ini merupakan awal abad kegelapan yang menyebabkan kekacauan. Banyak orang melarikan diri ke kota untuk mencari perlindungan dari bangsawan yang kuat. Perdagangan dan administrasi publik yang dikembangkan oleh Roma dasarnya menghilang selama Abad Kegelapan. Eropa menjadi feodal. Feodal adalah hal yang berhubungan dengan susunan masyarakat yang dikuasai oleh kaum bangsawan.


    Disarikan Oleh:
    1. Disarikan Binusmaya Pertemuan ke-4. (19-20 Mar 2015) Human Philosophical Reflections 1: Greece and Rome Philosophy, Changing Concepts of the Body, and the Games. Copyright 2002 by The McGraw-Hill Companies, Inc. All rights reserved 
    2. Disarikan Greek Embassy. (Situs di perbaharui terakhir pada tanggal: 17 April 2008http://www.greekembassy.or.id/pages_in/General/history.html
    3. Disarikan KBBI (KBBI Online ini dikembangkan oleh Ebta Setiawan copyright 2012-2015 versi 1.4. Database utama merupakan Hak Cipta Badan Pengembangan dan Pembinaan Bahasa, kemdikbud (Pusat Bahasa)http://kbbi.web.id/feodal
    4. Disarikan KBBI (KBBI Online ini dikembangkan oleh Ebta Setiawan copyright 2012-2015 versi 1.4. Database utama merupakan Hak Cipta Badan Pengembangan dan Pembinaan Bahasa, kemdikbud (Pusat Bahasa)) http://kbbi.web.id/antropomorfisme
    5. Disarikan Wikibooks (Halaman ini terakhir diubah pada 23 Desember 2013, pukul 16:45. Teks tersedia di bawah Lisensi Atribusi-BerbagiSerupa Creative Commonshttp://id.wikibooks.org/wiki/Petarung_Perkasa/Hoplites_Sparta
    6. Disarikan Wikibooks (Halaman ini terakhir diubah pada 23 Maret 2013, pukul 02:27. Teks tersedia di bawah Lisensi Atribusi-BerbagiSerupa Creative Commons) http://id.wikibooks.org/wiki/Yunani_Kuno/Filsafat/Agon
    7. Disarikan Wikibooks (Halaman ini terakhir diubah pada 30 Maret 2013, pukul 14:15. Teks tersedia di bawah Lisensi Atribusi-BerbagiSerupa Creative Commons). http://id.wikibooks.org/wiki/Yunani_Kuno/Filsafat/Arete
    8. Disarikan Wikibooks (Halaman ini terakhir diubah pada 9 Juli 2014, pukul 15:22. Teks tersedia di bawah Lisensi Atribusi-BerbagiSerupa Creative Commons) http://id.wikibooks.org/wiki/Mitologi_Yunani/Dewa_Olimpus/Athena

    Kamis, 12 Maret 2015

    Religion and Arts

         Hmm kali ini kita akan membahas mengenai Agama dan Seni. Postingan sebelumnya sudah saya bahas mengenai pengertian agama yang disarikan oleh KBBI atau Kamus Besar Bahasa Indonesia. Nah langsung saja kita bahas lebih lanjut mengenai Agama dan Seni yang disarikan dari panduan kuliah saya, yaitu binusmaya.

    1. RELIGION ATAU AGAMA

         Agama didefinisikan oleh Wallace sebagai keyakinan dan ritual yang melibatkan makhluk gaib dan kekuatan. Agama adalah universal budaya. Mayat Neanderthal memberikan bukti awal yang memungkinkan itu merupakan suatu kegiatan keagamaan.
    Gambar 1.1 Alfred Russel Wallace
    http://upload.wikimedia.org/wikipedia/commons/5/5d/ARWallace.jpg

    1.1 Animism
         Tylor pertama kami mempelajari agama secara antropologis dan mengembangkan taksonomi agama. Animisme dipandang sebagai yang paling primitif dan didefinisikan sebagai keyakinan di dalam jiwa yang berasal dari usaha pertama untuk menjelaskan mimpi dan fenomena.







    1.2 Mana dan Taboo

    Gambar 1.3 Peta dari Melanesia dan Polinesia
    copyright 2002 by The McGraw-Hill Companies, Inc.
    All rights reserved (Binusmaya)
         Mana didefinisikan sebagai keyakinan dalam domain supranatural imanen atau kekuatan-hidup, berpotensi tunduk pada manipulasi manusia. Polinesia dan Melanesia adalah konsep dari Mana yang dikontraskan.
    • Mana Melanesia: Merupakan sebagai kekuatan impersonal suci yang jauh seperti konsep keberuntungan Barat
    • Mana Polinesia: Terkait konsep yang tabu, yang terkait dengan sifat yang lebih hierarkis masyarakat Polinesia
    Gambar 1.4 Anggota dari suku Iban-Malaysia percaya bahwa di dalam tengkorak memiliki Mana
    Photo Credit: David Alan Harvey/ Woodfin Camp & Associates (Binusmaya)

    1.3 Sihir dan Agama

         Sihir mengacu pada teknik supranatural yang dimaksudkan untuk mencapai tujuan tertentu. Sihir mungkin meniru (seperti boneka voodoo) atau menular (dicapai melalui kontak). Sihir adalah alat kontrol, tetapi agama berfungsi untuk memberikan stabilitas ketika tidak ada kontrol atau kemungkinan pemahaman. Malinowski melihat agama suku seperti yang difokuskan pada krisis kehidupan.

    1.4 Ritual
         Secara leksikal, ritual adalah bentuk atau metode tertentu dalam melakukan upacara keagamaan atau upacara penting atau tatacara dalam bentuk upacara. Menurut Gluckman, ritual adalah kategori upacara yang lebih terbatas, tetapi secara simbolis lebih kompleks karena ritual menyangkal urusan sosial dan psikologis yang lebih dalam. Sedangkan menurut Leach, ritual adalah setiap perilaku untuk mengungkapkan status pelakunya sebagai makhluk sosial dalam sistem struktural dimana ia berada pada saat itu.
    • Ritual Formal: Dilakukan dalam konteks yang sakral
    • Ritual Inheren Sosial: Partisipasi di dalamnya menyiratkan komitmen sosial
    1.5 Ritus Peralihan
         Ritus perlaihan adalah ritual keagamaan yang menandai dan memfasilitasi gerakan orang dari satu (sosial) negara menjadi hal lain. Misalnya Plains Indian 'Visi Pencarian'. 
    Ritus Peralihan memiliki 3 fase:
    1. Pemisahan-Peserta: Menarik diri dari kelompok dan mulai bergerak dari satu tempat ke tempat lain
    2. Liminitas-Periode antara negara-negara: Dimana peserta telah meninggalkan satu tempat namun belum masuk ke tempat berikutnya. Liminalitas merupakan bagian dari setiap ritual dan melibatkan penghentian sementara dan bahkan pembalikan perbedaan sosial sehari-hari. 
    3. Pendirian-Peserta: Masyarakat dengan status baru setelah menyelesaikan ritual.
    1.6 Totemisme
         Totemisme adalah agama dimana unsur-unsur alam bertindak sebagai tempat suci bagi masyarakat melalui asosiasi simbolik. Totemisme menggunakan alam sebagai model bagi masyarakat. Ritual memainkan peran penting dalam menciptakan dan memelihara solidaritas kelompok. Dalam masayarakat totem, masing-masing kelompok keturunan memiliki hewan, tumbuhan, fitur geografis dari keturunan yang mereka klaim.

    1.7 Kontrol Sosial
         Kekuatan agama mempengaruhi tindakan. Agama dapat digunakan untuk memobilisasi segmen besar masyarakat melalui sistem imbalan dan hukuman nyata yang dapat dirasakan. Agama juga mempertahankan kontrol sosial dengan menekankan sekilas sifat kehidupan.

    1.8 Praktisi Agama dan Jenis Agama
         Wallace mendefinisikan agama terdiri dari semua masyarakat lembaga kultus (ritual dan keyakinan) dan dikembangkan dalam 4 kategori:
    1. Agama Perdukunan: Bagian-waktu perantara agama yang dapat bertindak sebagai yang paling karakteristik dan pengumpul,
    2. Agama Komunal: Memiliki dukun, ritual masyarakat, beberapa dewa alam, dan lebih karakteristik produsen makanan dari pengumpul.
    3. Agama Olympian: Pertama kali muncul dengan negara-negara, memiliki waktu penuh spesialis agama yang organisasinya dapat meniru negara, memiliki dewa antropomorfik kuat yang mungkin ada sebagai dewa.
    4. Agama Monoteistik: Memiliki semua atribut Agama Olympian, kecuali bahwa jajaran dewa yang dimasukkan di bawah makhluk abadi, maha tahu, maha kuasa, dan dimana-mana tunggal.
    Tabel 1.1 Tipologi Agama Menurut Anthony F. C. Wallace
    copyright 2002 by The McGraw-Hill Companies, Inc. 
    All rights reserved (Binusmaya)
    1.9 Gerakan Revitalisasi
         Gerakan keagamaan yang bertindak sebagai medium bagi perubahan sosial disebut gerakan revitalisasi. Era kolonial Iroquis reformasi yang dipimpin oleh "Danau Tampan" adalah contoh dari gerakan revitalisasi.

    1.10 Sinkretisme
         Sebuah sinkretisme adalah campuran budaya, termasuk campuran agama yang  muncul ketika 2 atau lebih tradisi budaya saling bersentuhan. Contohnya termasuk voodoo, santeria, dan candomle. Kultus kargo Melanesia dan Papua Nugini adalah sinkretisme dari ajaran kristen dengan kepercayaan asli. 

    2. ARTS ATAU SENI

    2.1 Apa itu Seni?
         Seni adalah sesuatu yang sangat sulit ditentukan, namun pada umumnya seni mengacu pada manifestasi kreativitas manusia melalui orang yang mengekspresikan dirinya dalam seni tari, musik, lukisan, patung, gerabah, kain, story telling, ayat, prosa, drama, dan komedi. Seni selalu berubah dan sering menggabungkannya dengan media.

    Gambar 2.1 Foto ini diambil di Berlin-Jerman. Foto ini menggambarkan sebuah seni di dalam seni.
    Latar belakang foto ini adalah artis eksperimental Christo. Ia telah membungkus Reichstag.

    2.2 Seni, Masyarakat, dan Budaya
         Seni biasanya adalah fenomena umum yang dipamerkan, dilakukan, dievaluasi, dan dihargai dalam masyarakat. Etnomusicology adalah studi komparatif musik dunia. Musik sebagai aspek dari budaya dan masyarakat. Seni adalah suatu bentuk komunikasi sosial. Seni adalah bagian dari budaya dan sebagai apresiasi hasil untuk seni diinternalisasikan dalam akulturasi. Seni memainkan peran penting dalam transmisi pelestarian dan ekspresi tradisi budaya. Seni mengandalkan bakat individu yang dibentuk melalui arah yang disetujui secara sosial.

    2.3 Agama dan Seni
         Definisi dari seni dan agama berfokus pada aspek biasa masing-masing yang berkaitan dengan bagaimana mereka berbeda dari biasa dan profan/sekuler. Seni dan agama memiliki hal formal (museum dan tempat beribadah) dan hal informal (rumah, tempat berkumpul reguler). Agama memerlukan perwujudan dalam bentuk benda dan tindakan. Daya simbolik suatu benda atau perilaku keagamaan bertumpu pada sistem kepercayaan manusia terhadap keberadaan Yang Maha Kuasa. Pesona yang dimiliki oleh benda atau perilaku agama/seni merupakan efek dari penerapan suatu teknologi tertentu. Pergeseran tanggapan terhadap gejala benda/perilaku seni/agama dapat berlangsung dalam dua arah: Seni ke arah Agama, dan sebaliknya Agama ke arah Seni. Dapat pula terjadi pergeseran ke arah penggabungan antara seni dan agama.

    Pengalaman Aku dan Allah

         Disini saya menyisipkan sedikit cerita mengenai pengalaman saya yang diberikan hidayah oleh Allah Swt. Dulu saya yang duduk di kelas 3 SMA berpacaran dengan teman sekelas saya. Kami berpacaran lebih kurang 3 bulan lebih. Kemudian tepat seminggu sebelum Ujian Nasional, kami putus. Keadaan saya saat itu galau dan memikirkan banyak hal. Tepat di hari kami putus saya menangis dan terluka. Lalu saya berdoa kepada Allah Swt....
    "Ya Allah....kuatkan aku, bantu aku menghadapi ini ya Allah... Semoga hal ini tidak mempengaruhi Ujianku. Aamiin".
         Lantas beberapa saat saya mulai berpikir untuk berhijab, kala itu saya memang merencanakan berhijab namun setelah kuliah, tapi entah kenapa malam itu saya diberikan keyakinan yang jauh lebih kuat. Saya merasa dengan mendekatkan diri kepada Allah Swt akan membuat saya tenang dan kuat. Malam itu saya merasa mendapatkan hidayah dari Allah Swt.. 
         Saya memantapkan hati, meminta saran dari teman, dan Alhamdulillah niat saya yang semakin kuat membawa saya ke arah yang lebih baik. Akhirnya saya pun berhijab hingga sekarang dan terus belajar agar lebih dekat kepada Allah Swt. 
         Semua hal telah diatur oleh Allah Swt, kita sebagai manusia tidak seharusnya mengeluh dan merasa kitalah orang yang paling menderita di dunia ini. Apapun yang terjadi Allah tidak akan membiarkan hambanya melewati cobaan melampaui batas kemampuannya. Allah tahu yang terbaik untuk hambanya. Sekian cerita dari saya semoga dapat diambil hikmahnya. Saya memang tidak sempurna, tidak ada satu manusia pun yang sempurna. Tapi sebagai hamba Allah, saya akan terus berusaha menjadi orang yang lebih baik dari sebelumnya.
         
    Disarikan oleh:
    1. Disarikan Binusmaya Pertemuan ke-3. (12-13 Mar 2015) Human Diversities 2 Religion and Arts. Copyright 2002 by The McGraw-Hill Companies, Inc. All rights reserved 
    2. Disarikan situs Kemdikbud (ditulis oleh G. R. Lono Simatupang) http://kebudayaan.kemdikbud.go.id/wp-content/uploads/sites/37/2014/11/Seni_dan_Agama-Lono.pdf
    3. Disarikan situs Walisongo (Pengertian ritual ini disarikan oleh Tsuwaibah, et.al, Kearifan Lokal Dalam Penaggulangan Bencana, Pusat Penelitian IAIN Walisongo, Semarang, 2011, hlm. 44-47http://eprints.walisongo.ac.id/1232/3/084111014_Bab2.pdf


         

    Rabu, 11 Maret 2015

    Human Diversities: Language, Gender, Ethnicity, Religion and Culture

         Pada pembahasan kali ini kita akan membahas mengenai "Human Diversities: language, Gender, Ethnicity, Religion and Culture" atau bahasa Indonesianya "Keragaman Manusia: Bahasa, Gender, Etnis, Agama dan Budaya". Apa sih arti kelima hal itu? apa saja pembagiannya? penasaran kann??!! Yuk kita baca pembahasan di bawah ini...

    1. Bahasa

         Bahasa, apa yang terlintas pertama kali ketika kita mendengar kata bahasa? hmm mungkin tiap negara atau bahkan tiap suku memiliki bahasanya masing-masing. Kalau menurut definisi, bahasa itu sendiri adalah sarana utama bagi kita makhluk hidup (manusia dan hewan) untuk saling berkomunikasi. Bahasa juga ditularkan melalui pembelajaran, sebagai bagian dari akulturasi. Bahasa didasarkan pada sewenang-wenang, mempelajari hubungan antara kata-kata dan hal-hal yang mereka wakili. Para Antropolog mempelajari bahasa dalam konteks sosial dan budaya.

         Dalam bahasa terdapat istilah "Call System". Call System ini terdiri dari sejumlah suara yang dihasilkan sebagai respon terhadap rangsangan tertentu misalnya makanan atau situasi bahaya. Call System antara manusia dan primata memiliki perbedaan. Berikut adalah perbedaan diantara keduanya:


    Tabel 1.1 Call System
    2006 The McGraw-Hill Companies, Inc. All rights reserved. (Binusmaya)
    1.1 Bahasa Isyarat
           Bahasa Isyarat adalah bahasa yang mengutamakan komunikasi manual, bahasa tubuh, dan gerak bibir, bukannya menggunakan suara untuk berkomunikasi. Kaum tunarungu adalah kelompok utama yang menggunakan bahasa ini yang biasanya mengkombinasikan bentuk tangan, orientasi, dan gerak tangan, lengan, tubuh, serta ekspresi wajah untuk mengungkapkan apa yang mereka pikirkan. Bahasa isyarat pada tiap negara berbeda dikarenakan belum ada bahasa isyarat internasional yang sukses diterapkan. Adapun perbedaan bentuk bahasa isyarat Indonesia dan Amerika Serikat seperti gambar dibawah ini:

    Gambar 1.1 Sistem Isyarat Indonesia
    http://id.wikipedia.org/wiki/Bahasa_isyarat
    Gambar 1.2 Abjad Jari Amerika Serikat
    http://id.wikipedia.org/wiki/Bahasa_isyarat

         Untuk pembahasan mengenai bahasa isyarat ini, saya menyisipkan sebuah kisah dari Koran Kompas pada hari Rabu, 11 Maret 2015 yang bertepatan pada hari ini. Koran Kompas memberitakan mengenai program perusahaan teknologi Samsung. Samsung membuat video yang melibatkan warga setempat termasuk saudari Muharrem, Ozlem dan membutuhkan waktu satu bulan persiapan, termasuk memasang kamera dan melatih warga menggunakan bahasa isyarat.
         Di dalam video ini para warga sekitar menggunakan bahasa isyarat kepada Muharrem, yaitu pria penyandang tunarungu yang berasal dari Istanbul, Turki. Muharrem merasa bingung terhadap kejadian tersebut. Silahkan menonton video di bawah ini. Jujur setelah melihat video dibawah ini saya langsung menjatuhkan airmata. Anda bisa membaca kronologi selengkapnya di

    Video 1.1 Bahasa Isyarat
    Muharrem, pria penyandang tunarungu asal Istanbul-Turki yang diberi kejutan oleh saudarinya dan orang sekitar yang merupakan program dari Samsung. (Sumber: Youtube Mirror)

         Beralih kepada pembahasan selanjutnya, yaitu struktur bahasa. Struktur bahasa memiliki beberapa tingkat organisasi yaitu: 
    • Fonologi: Studi tentang suara yang digunakan dalam berpidato
    • Morfologi: Mempelajari bentuk-bentuk dimana suara dikelompokkan dalam sambutannya.
    • Leksikon: Sebuah bahasa adalah kamus yang berisi semua unit terkecil dari pidato yang memilii arti (Morfem)
    • Sintaks: Mengacu pada aturan yang memesan kata dan frase dalam kalimat.
    1.2 Bahasa, Pemikiran, dan Budaya
         Chomsky berpendapat bahwa tata bahasa universal terbatas, dan fakta bahwa bahasa apapun diterjemahk
    an ke bahasa lain yang dianggap sebagai bukti yang mendukung klaim ini. Hipotesis dari Sapir dan Whorf digambarkan sebagai pendukung pandangan awal bahwa bahasa yang berbeda menyiratkan cara berpikir yang berbeda pula.

    1.3 Sosiolinguistik
         Sosiolinguistik adalah ilmu yang mempelajari hubungan antara kinerja linguistik dan kinerja konteks sosial. Gagasan bahwa variasi linguistik merupakan produk kekuatan umum terus berlangsung untuk sebuah perubahan yang disebut Uniformitarianisme Linguistik. 

    2. GENDER

    2.1 Konstruksi Sosial Gender 
         Peran gender adalah sebagai harapan terhadap perilaku, sikap, dan kegiatan yang tepat bagi laki-laki maupun perempuan. Peran gender jelas terlihat dalam pekerjaan dan bagaimana kita bereaksi terhadap orang lain.
    Peran gender di Amerika Serikat:
    1. Anak laki-laki harus: 
    • Maskulin
    • Agresif
    • Tangguh
    • Berani
    • Dominan
         2. Anak perempuan harus:
    • Feminin
    • Lembut
    • Emosional
    • Manis
    • Penurut
    Contoh pelanggaran norma gender oleh mahasiswa:


    Tabel 2.1 Ekperimen Norma Gender yang Dilanggar oleh Mahasiswa
    2006 The McGraw-Hill Companies, Inc. All rights reserved. (Binusmaya)
    Anak laki-laki yang berhasil beradaptasi dengan standar budaya maskulinitas dapat tumbuh menjadi pria ekspresif yang tidak bisa berbagi perasaan dengan orang lain.

    2.2 Perspektif Cross-Cultural
    Stratifikasi gender dalam setiap masyarakat membutuhkan:
    • Sosialisasi individu menjadi peran gender tradisional dalam keluarga
    • Promosi dan dukungan dari peran-peran tradisional dengan lembaga-lembaga sosial lainnya
    • Setiap masyarakat memiliki pria dan wanita yang menolak dan berhasil menentang stereotip

    2.3 MENJELASKAN STRATIFIKASI MENURUT GENDER

    a. Pandangan Fungsionalis
    Diferensiasi gender berkontribusi untuk stabilitas sosial
    • Expressiveness: Kepedulian terhadap pemeliharaan keharmonisan dan urusan emosional internal keluarga
    • Instrumentality: Penekanan pada tugas, fokus pada tujuan yang lebih jauh, dan kepedulian terhadap hubungan eksternal antara keluarga seseorang dan lembaga sosial lainnya
    b. Respon Konflik
    • Hubungan antara pria dan wanita, salah satu kekuatan tradisional yang tidak seimbang
    • Pria dalam posisi dominan atas wanita
    • Perbedaan gender hasil penaklukan wanita oleh pria
    c. Perspektif Feminist
    • Penaklukan wanita bertepatan degan munculnya kepemilikan pribadi selama industrialisasi
    • Penindasan wanita tak terelakkan dalam semua masyarakat yang didominasi pria
    • Di AS dominasi pria jauh melampaui lingkup ekonomi 
    d. Pendekatan Interaksionis
    Studi tingkat mikro pada perilaku sehari-hari. Pria lebih memungkinkan dibandingkan wanita, untuk:
    • Mengubah topik pembicaraan
    • Mengabaikan topik yang dipilih oleh wanita
    • Meminimalkan ide wanita
    • Mengganggu wanita

    2.4 WANITA: MAYORITAS TERTINDAS

    a. Seksisme dan Diskriminasi Gender
    • Seksisme: Ideologi yang menyatakan gender satu lebih unggul dari gender yang lain. Umumnya digunakan pada prasangka pria dan diskriminasi wanita. 
    • Diskriminasi institusional: Penolakan peluang dan hak yang sama untuk individu dan kelompok yang dihasilkan dari operasi normal masyarakat
    b. Pelecehan Seksual
         Perilaku yang terjadi ketika manfaat dari pekerjaan yang dibuat tergantung pada nikmat seksual atau ketika menyentuh, berkomentar cabul, atau menampilkan pornografi yang akan menciptakan "Lingkungan yang Tidak Bersahabat" di dalam tempat kerja.

    c. Perempuan dalam Pekerjaan yang Ia Pilih
    Tabel 2.2 Perempuan dalam pekerjaan yang ia pilih

    3. RAS

         Dalam istilah biologi, ras adalah pembagian geografis terisolasi dari spesies yang dapat mereproduksi dengan individu dari subspesies lain dari spesies yang sama, tetapi tidak karena isolasi geografis. Ras seharusnya untuk menggambarkan variasi genetik tetapi kategori ras didasarkan pada fenotipe. Fenotipe adalah produk dari faktor genetik, perkembangan, dan lingkungan. Masalah mendasar yang berkaitan dengan ras adalah ras seperti yang digunakan dalam wacana sehari-hari mengacu pada kategori sosial bukan kategori biologis. Ras juga biasa dibedakan melalui warna kulit.

    4. BUDAYA

         James kottak menggunakan definisi dari Tylor tentang budaya. Budaya adalah sesuatu yang kompleks yang meliputi pengetahuan, kepercayaan, seni, moral, hukum, adat, dan setiap kemampuan lain dan kebiasaan yang diperoleh manusia sebagai anggota masyarakat. Enkulturasi adalah proses dimana seorang anak belajar mengenai budayanya.

    4.1 BUDAYA YANG DIPELAJARI

    a. Belajar Budaya Unik untuk Manusia
         Belajar budaya adalah akumulasi pengetahuan tentang pengalaman dan informasi yang tidak dirasakan langsung oleh organisme tetapi dikirim melalui simbol-simbol. Simbol adalah tanda-tanda yang tidak memiliki koneksi yang diperlukan atau merupakan sesuatu yang alamiah, Geertz mendefinisikan budaya sebagai gagasan berdasarkan pembelajaran dan simbol budaya. Budaya dipelajari melalui instruksi langsung dan melalui pengamatan (baik secara sadar maupun tidak sadar).

    b. Budaya Bersama
         Budaya terletak dan ditransmisikan di dalam kelompok. Transmisi sosial budaya cenderung untuk menyatukan orang dengan menyediakan pengalaman umum. Pengalaman awam pada gilirannya cenderung menghasilkan pemahaman umum dari peristiwa masa depan.

    c. Budaya adalah Simbolik
         Kemampuan manusia untuk menggunakan simbol-simbol adalah dasar dari budaya. Simbol adalah sesuatu yang verbal atau nonverbal dalam bahasa tertentu atau budaya yang datang untuk sesuatu yang lain. Sementara penggunaan simbol manusia sangat linguistik, simbol adalah segala sesuatu yang digunakan untuk mewakili hal lainnya, ketika hubungan antara keduanya sewenang-wenang.

    d. Kebudayaan dan Alam
         Manusia berinteraksi dengan konstruksi budaya alam bukan langsung dengan alam itu sendiri. Budaya mengubah dorongan alami dan bertindak dalam adat budaya.

    e. Budaya Meliputi Semua
         Konsep antropologi budaya adalah model yang mencakup semua aspek perilaku kelompok manusia. Setiap orang berbudaya, tidak hanya kaya akan pendidikan yang elit.

    f. Budaya yang Digabungkan
         Sebuah budaya adalah suatu sistem perubahan dalam satu aspek kemungkinan akan menghasilkan perubahan dalam aspek-aspek lain. Nilai-nilai inti adalah kumpulan ide, sikap, dan keyakinan yang mendasar bahwa mereka memberikan logika organisasi untuk sisa budaya. Manusia memiliki kemampuan untuk menghindari, memanipulasi, menumbangkan, dan mengubah aturan dan pola budaya mereka sendiri. 
    • "Budaya Ideal" mengacu pada deskripsi normatif budaya yang diberikan oleh penduduk asli tersebut.
    • "Budaya Nyata" mengacu pada perilaku aktual seperti yang diamati oleh seorang antropolog
    4.2 Budaya adalah Adaptif dan Maladaptif
         Budaya adalah strategi adaptif yang digunakan oleh hominid. Karena perilaku budaya dimotivasi oleh faktor budaya, dan bukan oleh kendala lingkungan, perilaku budaya dapat menjadi maladaptif. Menentukan praktek budaya termasuk ke dalam adaptif atau maladaptif memerlukan hasil latihan dari beberapa sudut pandang (misalnya sudut pandang budaya yang berbeda, spesies, atau kerangka waktu).

    4.3 Tingkat Budaya
    • Budaya nasional: mengacu pada pengalaman, keyakinan, pola perilaku yang dipelajari, dan nilai-nilai bersama oleh warga bangsa yang sama. 
    • Budaya internasional: mengacu pada praktek-praktek budaya yang umum untuk kelompok diidentifikasi luas melampaui batas-batas satu budaya
    • Subkultur pola budaya diidentifikasi ada di dalam budaya yang lebih besar
    • Praktek-praktek budaya dan artefak yang ditularkan melalui difusi
    • - Difusi langsung terjadi ketika anggota dari dua atau lebih budaya sebelumnya yang berbeda sebelumnya berinteraksi satu sama lain.
    • - Difusi tidak langsung terjadi ketika artefak budaya atau praktek-praktek yang ditularkan dari satu budaya ke yang lain melalui perantara budaya ketiga (atau lebih).
    Tabel 4.1 Tingkat Budaya
    2006 The McGraw-Hill Companies, Inc. All rights reserved. (Binusmaya)
    4.4 Etnosentrisme dan Budaya Relativisme
         Etnosentrisme adalah penggunaan nilai-nilai, cita-cita, dan adat istiadat dari budaya sendiri untuk menilai perilaku seseorang dari budaya lain. Etnosentrisme adalah budaya yang universal. Etnosentrisme berkontribusi untuk solidaritas sosial. Relativisme kultural menegaskan bahwa nilai-nilai budaya yang sewenang-wenang, dan oleh karena itu nilai-nilai satu budaya tidak boleh digunakan sebagai standar untuk mengevaluasi perilaku orang dari luar budaya itu.

    4.5 Budaya Universal dan Khusus
         Budaya universal adalah fitur yang ditemukan di setiap kebudayaan. Generalisasi budaya termasuk fitur yang umum untuk beberapa manusia. Kekhasan budaya adalah fitur yang unik untuk tradisi budaya tertentu. 

    4.6 Akulturasi
         Akulturasi adalah pertukaran fitur yang terjadi ketika kelompok datang kontinu maupun kontak langsung. Akulturasi dapat terjadi pada salah satu atau semua kelompok yang terlibat dalam kontak tersebut. Sebuah pidgin adalah contoh akulturasi, karena merupakan sebuah bahasa yang tidak memiliki penutur asli, berkembang dengan meminjam unsur bahasa dari dua populasi bahasa yang berbeda untuk memfasilitasi komunikasi diantara keduanya. 

    4.7 Konvergen Evolusi Budaya
         Konvergensi budaya adalah pengembangan dari sifat-sifat yang sama, lembaga, dan pola perilaku kelompok yang terpisah akibat adaptasi terhadap lingkungan yang sama. Julian Steward menunjuk contoh konvergensi budaya untuk mendukung hipotesis bahwa perubahan budaya diatur oleh hukum-hukum ilmiah. 

    5. ETNIS

         Sebuah kelompok etnis dapat mendefinisikan diri mereka sebagai kelompok berbeda dari segi bahasa, agama, geografi, sejarah, keturunan, atau ciri-ciri fisik. Kebanyakan orang Amerika gagal untuk membedakan antara etnis dan ras. Banyak orang berpikir etnis hanyalah istilah politik yang benar untuk ras. Perbedaan etnis dan ras adalah etnis didasarkan pada tradisi budaya, sedangkan ras didasarkan pada sifat biologis.

    5.1 MULTIKULTURALISME
         Multikulturalisme adalah pandangan keragaman budaya di negara sebagai sesuatu yang baik dan diinginkan. Hal ini bertentangan dengan asimilasi yang mengharapkan kelompok bawahan untuk mengambil budaya dari kelompok dominan sementara meninggalkan budaya mereka sendiri. Aspek dasar multikulturalisme di tingkat pemerintah adalah pendukung resmi beberapa derajat relativisme kultural sekalligus promosi praktek etnis yang berbeda.

    6. AGAMA

         Agama adalah ajaran, sistem yang mengatur tata keimanan (kepercayaan) dan peribadatan kepada Tuhan Yang Mahakuasa serta tata kaidah yang berhubungan dengan pergaulan manusia dan manusia serta lingkungannya. Di Indonesia memiliki beberapa agama seperti Islam, Kristen, Buddha, Konghuchu, dan lainnya. Namun orang yang tidak memiliki kepercayaan atau tidak memiliki agama yang dianut disebut dengan animisme. Di daerah pedalaman, masih banyak orang yang mempercayai hal-hal supranatural yang menurut mereka, itulah yang seharusnya dipercaya.

    Sekian postingan saya untuk pembahasan kali ini, sampai jumpa di postingan selanjutnyaa

    Disarikan Oleh:


    1. Disarikan Binusmaya Diambil pada pertemuan 2 (05-06 Mar 2015) Human Diversities 1 Language, Gender, Ethnicity, and Culture. Copyright 2006 The McGraw-Hill Companies, Inc. All rights reserved. 
    2. Disarikan KBBI (KBBI Online ini dikembangkan oleh Ebta Setiawan copyright 2012-2015 versi 1.4. Database utama merupakan Hak Cipta Badan Pengembangan dan Pembinaan Bahasa, Kemdikbud (Pusat Bahasa)http://kbbi.web.id/agama
    3. Disarikan  Wikipedia (Halaman ini terakhir diubah pada 17 Desember 2014, pukul 17.29. Teks tersedia di bawah Lisensi Atribusi-BerbagiSerupa Creative Commonshttp://id.wikipedia.org/wiki/Bahasa_isyarat
    4.Disarikan International Kompas (Diunduh pada tanggal 12 Maret 2015 pukul 13:33 WIB, ed. Ervan Hardoko) http://internasional.kompas.com/read/2015/03/11/13335951/Diam-diam.Warga.Belajar.Bahasa.Isyarat.untuk.Kejutkan.Pria.Tunarungu