Kolom "Sosok" pada koran Kompas pada hari Senin, 06 Oktober 2014 mengangkat kisah mengenai seorang wanita yang mendirikan Sekolah Luar Biasa (SLB) B Prima Bhakti Mulya, Kota Cimahi, Jawa Barat.
Pin Sudiraharti
- Lahir: Purworejo, Jawa Tengah, 05 Februari 1961
- Suami: Purwoko Rahardjo (58)
- Anak:
- Raharsi Dhethirafuri
- M Kemas Pinandhito
- Penghargaan:
- 26 Perempuan Inspiratif Badan Pemberdayaan Perempuan dan Keluarga Berencana Jawa Barat 2009
Pipin, panggilan akrab Pin Sudiraharti bertanya kepada Muhammad Rizky Ramadhan seorang siswa yang menjadi juara lomba sains serta melukis tingkat provinsi dan nasional, apa yang sedang Rizky kerjakan, lalu Rizky menjawab "PR IPS". Meski lafal Rizky belum jelas, namun sejak pertama kali mendampingi anak tunarungu 24 tahun lalu, Pipin yakin lewat kemampuan berbicara, anak tunarungu akan lebih leluasa mengembangkan keunggulannya.
Meski awalnya Pipin khawatir akan ditempatkan di daerah terpencil jika ia telah lulus dari Sekolah Guru Pendidikan Luar Biasa Surakarta, Jawa Tengah, namun semua berubah ketika ia mengajar pendekatan pendampingan di SLB B Don Bosco Karya Bakti Wonosobo, Jateng. Sekolah ini menerapkan pendekatan oral atau menekankan kemampuan berbicara. Anak tunarungu bisa berbicara, tanpa bahasa isyarat.
Lima tahun kemudian, ia hijrah bersama suaminya ke Cimahi. Di Cimahi ia semakin dekat dengan anak tunarungu, kemudian berkat rekomendasi SLB Karya Bakti ia membuka terapi privat pendekatan oral bagi anak tunarungu yang pertama. Kala itu, belum banyak yang tahu mengenai pendekatan oral, bahkan kini selain Cimahi dan Wonosobo baru ada satu sekolah di Jakarta yang menerapkan pendekatan oral murni bagi anak tunarungu. Pipin berkata tak mudah mengajak anak tunarungu belajar bicara, mereka terlanjur berada di dunia mereka sendiri, sulit mengajak mereka ke dunia baru.
Makin lama siswa Pipin kian bertambah berkat promosi dari mulut ke mulut dan keinginan orangtua siswa yang menginginkan anaknya punya bekal kemampuan berbicara agar bisa melanjutkan pendidikan yang tinggi. Bermula dari satu siswa, kini meningkat pesat hingga 40 siswa dalam tiga tahun. Siswa Pipin pun berasal dari berbagai daerah, seperti Bandung, Cirebon, Tasikmalaya, Banjarmasin, hingga Malaysia.
Dikarenakan keterbatasan tempat dan desakan orangtua, pada tahun 2000 keinginan Pipin mantap untuk membuka sekolah formal bagi anak tunarungu. Meski Pipin hanya memiliki dana terbatas, ia dan suami tetap menjalaninya demi mimpi dan cinta terhadap anak tunarungu. Bahkan ia dan suami menguras tabungan dan meminjam kepada bank agar bisa membeli tanah 450 meter persegi.
Berawal dari hobi, Pipin membuka usaha tata rias hingga penyelenggara pernikahan. Banyak orang datang untuk permintaan merias, hingga ia menjadi juara tata rias pengantin se-jabar. Dan dari bakat lain inilah Pipin mendapat dana untuk membiayai operasional sekolah termasuk hutang ke bank. Hasil kerja kerasnya berbuah bangunan dua lantai 22 ruangan. Selain 11 ruang kelas, SLB PBM juga dilengkapi dengan laboratorium bahasa, ruang artikulasi, serta ruang bina persepsi bunyi dan irama. Semua sarana menunjang kegiatan belajar-mengajar 72 siswa dan 17 guru. Hanya di SLB B PBM yang menerapkan pendampingan oral di daerah Jabar. Dan Sekolah ini, menerapkan subsidi silang untuk biaya sekolah agar dapat membantu siswa yang kurang mampu.
Dua tahun lalu Pipin bertemu dengan Damian murid pertamanya pada kelas terapi privat di Cimahi. Ia bertemu Damian di salah satu televisi swasta. Pipin tak menyangka, karena pertemuan terakhir mereka hampir 15 tahun yang lalu. Datang pada umur 2,5 tahun, kemudian Damian menjadi mahasiswa di perguruan tinggi swasta kota Bandung. Semangat Damian meramaikan jalan senyap anak tunarungu.
Pipin berharap sekolah ini tetap ada, anak pertama Pipin yang bernama Karina Primadhita memiliki minat besar untuk membantu anak tunarungu hingga ia melanjutkan S-2 di Pendidikan Kebutuhan Khusus Universitas Pendidikan Indonesia Bandung. Karina mencari bekal untuk mengembangkan metode belajar yang tepat bagi anak tunarungu. Ia pun mengaku Ibunya merupakan Inspirasi baginya.
ARGUMENTASI
Pin Sudiraharti adalah seorang wanita berumur 53 tahun yang merupakan pendiri sekaligus Kepala SLB B PBM untuk tunarungu. Ia merupakan seorang guru pendekatan dan pengembangan oral atau kemampuan berbicara bagi anak tunarungu. Pin Sudiraharti adalah seorang yang membantu anak tunarungu agar dapat berbicara dengan fasih dan tidak menggunakan bahasa isyarat lagi.
KOMENTAR PRIBADI
Pin Sudiraharti adalah sosok luar biasa yang dapat menggetarkan hati semua orang dikarenakan perbuatan mulia yang telah ia lakukan. Ia merupakan orang yang sabar dalam menghadapi para anak tunarungu yang kesulitan berbicara. Ia mampu mengajak para anak tunarungu untuk belajar berbicara dengan lancar sehingga mereka dapat lebih mudah mengembangkan bakat dan meraih mimpi mereka. Sosok Pin Sudiraharti merupakan sosok inspiratif bagi semua orang, ia pun tak segan untuk mengorbankan tenaga, uang dan waktu untuk membantu anak tunarungu.
Baru teringat ternyata Bu Pipin guru aku di SLB/B Don Bosco. Wah hebat Bu Pipin ... Terima kasih. Ini Wildan asal Salatiga.
BalasHapusA masih ingat, bu Pipin ajar murid TK dgn sabar n tenang juga memesonakan murid asrama 3.
BalasHapusAlhamdulillah,Bu Pipin betekad terus membangunkan pendidikan tuna tunggu dgn baik.
Ini Chovi asal Solo.
Bu Pin adalah salah satu inspirasi buat saya dalam perjalanan pengabdian mengajar anak tunarungu, semoga kelak ada kesempatan bisa berjumpa dg beliau,, sehat selalu Ibu Pipin,,
BalasHapus