Jangan cepat menyerah, setiap masalah memiliki jalan keluarnya -Rini Suryani-

Senin, 27 Oktober 2014

Definisi dari Berpikir Kritis, Logika, dan Kekeliruan (Definition of Critical Thinking, Logic, and Fallacies)

Kita sebagai manusia harus berpikir kritis, berpikir menggunakan logika, dan tentunya tak pernah luput dari yang namanya kekeliruan. Namun, sebelum kita melakukan semuanya, bukankah kita harus mengetahui makna sebenarnya dari hal yang kita lakukan? Disini saya akan menjabarkan penjelasan singkat mengenai apasih berpikir kritis, logika, dan kekeliruan itu?

 

Berpikir Kritis (Critical Thinking)

Masyarakat sekarang sering berpikir kritis mengenai politik negara ini, termasuk kaum saya yaitu para mahasiswa. Tapi kita juga harus mengetahui lebih dalam makna dari berpikir kritis tersebut. Berikut penjelasan singkatnya.

Berpikir Kritis Menurut Para Ahli

  • Berfikir kritis adalah cara berfikir yang reflektif, beralasan yang difokuskan pada keputusan apa yang dilakukan atau diyakini (Jennicek,2006)
  • Berpikir kritis adalah proses untuk mengaplikasikan, menghubungkan, menciptakan, atau mengevaluasi informasi yang dikumpulkan secara aktif dan trampil (Abraham,2004)
  • Berpikir kritis merupakan proses yang penuh makna untuk mengarahkan dirinya sendiri dalam membuat suatu keputusan. Proses tersebut memberikan berbagai alasan sebagai  pertimbangan dalam menentukan bukti, konteks, konseptualisasi, metode dan kriteria yang sesuai (American Philosophical Association, 1990)
  1. Komponen dari berpikir kritis adalah interpretation, analysis, evaluation, inference, explanation, dan self-regulation
  • Analysis adalah kemampuan untuk menguraikan suatu materi menjadi komponen-komponennya sehingga struktur organisasinya mudah untuk dipahami. Ketrampilan ini antara lain mengidentifikasi bagian-bagian suatu informasi, menganalisis hubungan antar bagian, dan mengenali  prinsip organisasi yang ada di dalamnya.
  • Synthesis adalah kemampuan untuk mengintegrasikan beberapa informasi sehingga membentuk sesuatu yang baru.
  • Evaluation adalah kemampuan untuk memberikan penilaian terhadap suatu materi sesuai tujuan yang telah ditentukan. Penilaian dilakukan dengan memberi batasan kriteria yang digunakan, kriteria internal atau ekternal yang sesuai dengan tujuan. 
2. Halpern membuat taksonomi ketrampilan berpikir kritis, yaitu: verbal-reasoning skills, argument-analysis skills, thinking skills, decision-making and problem-solving skills
3. Karakter individu yang mendukung agar seseorang dapat berpikir kritis seperti yang dikutip oleh Duldt-Battey antara lain truth seeking, open-mindness, analyticity, systematicity, self-confidence, inquisitiveness, dan maturity
  • Truth Seeking: selalu ingin menemukan kebenaran dari masalah yang sedang dihadapi, berani mengajukan pertanyaan,  jujur dan memberikan pandangan secara objektif meskipun penemuan tersebut tidak mendukung kepentingan atau pendapatnya.
  • Open-Mindness: bertenggang rasa terhadap perbedaan pandangan dan  bisa menerima jika dirinya mengetahui adanya  penyimpangan dari pandangannya.
  • Analyticity: selalu memberikan alasan melalui bukti-bukti dalam memecahkan masalah, serta memberikan perkiraan kemungkinan adanya penyulit dalam menerapkan konsep dan secara konsisten siap untuk berpartisipasi  jika dibutuhkan.
  • Systematicity: teratur, terorganisir, memusatkan perhatian, dan rajin meninjau ulang.
  • Self-Confidence: percaya diri terhadap keputusannya secara positif dan mempengaruhi orang lain untuk memecahkan masalah secara rasional.
  • Inquisitiveness/Sceptical: tidak mudah percaya secara intelektual dan mempunyai kemauan untuk belajar.
  • Maturity: Melihat masalah, mengkaji, dan mengambil keputusan dengan pemahaman yang mendalam bahwa suatu masalah memungkinkan untuk dapat ditangani dengan lebih dari 1 solusi yang rasional, dan berkali-kali melakukan  pertimbangan sesuai standar, konteks, serta melihat bukti-bukti sebelum memastikan 

Berpikir Kritis Berdasarkan pada Nilai Intelektual Universal

  • Kejelasan (Clarity) 
- mampu mengelaborasi masalah
- mampu dengan cepat menemukan jalan keluarnya  
- mampu memberikan ilustrasi  
-   mampu memberikan contoh
  • Keakuratan (Accuracy)
- Apakah hal tersebut benar?
- Bagaimana dapat melakukan /cek bahwa itu akurat?
- Bagaimana menentukan itu benar 
  • Ketepatan (Precision)
- Mampu memberikan informasi lebih detail.
- Mampu memebrikan informasi lebih spesifik
  • Konsistensi (Consistency)
  • Relevansi (Relevance)
- Bagaimana menghubungkan ide dengan  pertanyaan yang timbul ?
- Bagaimana menghubungkan dengan issu ?
- Bagaimana relasinya satu ide dengan ide lainnya?
  • Bermakna (Significance)
- Informasi apa yang dibutuhkan lebih signifikan dalam isu tersebut ?
- Bagaimana menentukan faktor yang penting dalam suatu konteks ?
- Pertanyaan yang mana yang lebih signifikan ?
- Mana yang lebih penting dan signifikan dalam ide atau konsep ?
  • Alasan yang logis (Logicalness) 
                  - Berpikir logis, membuat pengertian, menemukan fakta/bukti/petunjuk
  •  Kedalaman (Depth)
-  Bagaimana menghitung berapa jumlah  problem yang muncul dalam pertanyaan
-   Bagaimana menguraikan faktor-faktor yang  bermakna
  • Keluasan (Breadth) 
                  - Bagaimana pandangan terhadap hasil  pengamatan dari jawaban terhadap suatu                      pertanyaan/masalah?
  • Keadilan (Fairness) 
 Ketika mahasiswa berpikir terhadap problem dan berpikir membenarkan suatu problem harus wajar dalam konteks memberikan alasan dengan menggunakan standar intelektual. Dibutuhkan suatu informasi relevan dan signifikan, akan menjadi tidak wajar dan tidak  benar bila menghadapi suatu problem  berdasarkan assumsi.
 

Logika (Logic)

Apasih logika itu? Kok dia  bisa kita ucapkan untuk menyatakan ketidakmasuk-akalan dan dia juga muncul di pelajaran matematika? Disinilah saya akan membahas mengenai kata “Logika” secara lebih mendalam…
          “Logika” berasal dari kata Yunani “logos” yang berarti ucapan, kata, akal budi, dan ilmu. Menurut Oxford Dictionary logika didefinisikan sebagai “science of reasoning, proof, thinking, or inference; particular scheme of or treatise on this; chain of reasoning, correct or incorrect use of argument, ability in argument, arguments.”. Meriam Webster’s Desk Dictionary menjelaskan bahwa logika adalah “a science that deals with the rules and tests of sound thinking and proof by reasoning.” Kamus Oxford juga menyebutkan bahwa aslinya istilah lengkap untuk logika adalah logike tekhne, yang artinya seni atau keterampilan berpikir.
          Sejarah kemunculan kata “logika” bersamaan dengan filsafat. Bukan berarti logika berdiri sendiri berdampingan dengan filsafat, tetapi dalam filsafat Barat, sudah nyata pemikiran yang logis. Menurut Aristoteles “logika” adalah persiapan yang mendahului ilmu-ilmu. Atau “logika” adalah alat untuk mempraktikan ilmu pengetahuan.
Jadi, dari penjelasan singkat diatas kita bisa memahami apasih “logika” itu dan kenapa ia bisa berada di pelajaran matematika, karena logika itu sendiri dapat diartikan sebagai suatu ilmu dan alat untuk mempraktikan ilmu pengetahuan.

Manfaat Logika
Secara singkat manfaat logika dapat dikategorikan sebagai berikut:
  1. Logika menyatakan, menjelaskan, dan mempergunakan prinsip-prinsip abstrak yang dapat dipakai dalam semua lapangan ilmu pengetahuan (bahkan seluruh lapangan kehidupan).
  2. Logika menambah daya berpikir abstrak dan dengan demikian melatih dan mengembangkan daya pemikiran dan menimbulkan disiplin intelektual.
  3. Logika mencegah kita tersesat oleh segala sesuatu kita peroleh berdasarkan autoritas, emosi, dan prasangka.
  4. Logika – di masa yang sekarang dikenal sebagai “era of reason’”– membantu kita untuk mampu berpikir sendiri dan tahu memberakan yang benar dari yang palsu.
  5. Logika membantu orang untuk dapat berpikir lurus, tepat dan teratur karena dengan berpikir demikian ia dapat memperoleh kebenaran dan menghindari kesehatan.

Kekeliruan (Fallacies) 

Setiap orang pasti pernah mendengar kata “Kekeliruan” kan? Tapi apa kalian semua sudah tahu apasih arti “Kekeliruan” tersebut menurut KBBI dan peraturan perundang-undangan? Nah disini saya bakal membahas pengertian “Kekelirun” dalam segi KBBI dan peraturan perundang-undangan. 
 
          Menurut ketentuan Undang-Undang (UU)  Nomor 12 Tahun 2011 tentang Pembentukan Peraturan Perundang-Undangan, bahasa Peraturan Perundang-undangan pada dasarnya tunduk pada kaidah tata Bahasa Indonesia, baik pembentukan kata, penyusunan kalimat, teknik penulisan, maupun pengejaannya. Namun bahasa Peraturan Perundang-undangan mempunyai corak tersendiri yang bercirikan kejernihan atau kejelasan pengertian, kelugasan, kebakuan, keserasian, dan ketaatan asas sesuai dengan kebutuhan hukum baik dalam perumusan maupun cara penulisan. Ciri-ciri bahasa Peraturan Perundang-undangan antara lain membakukan makna kata, ungkapan atau istilah yang digunakan secara konsisten, juga memberikan definisi atau batasan pengertian secara cermat.

Kekeliruan menurut KBBI berasal dari kata dasar ‘keliru’ yang dimaknai:
  • salah: anggapan yang--;
  • khilaf; silap: ia – menendang bola ke gawang sendiri;
  • sesat: ajaran yang--;
  • tertukar: sandalnya – dengan sandalku;
  • ke’ke’li’ru’an n kesalahan; kekhilafan
Penjelasan Pasal 16 ayat (1) UU KUP menjelaskan ruang lingkup pembetulan terbatas pada kesalahan atau kekeliruan sebagai akibat dari:
  • kesalahan tulis, antara lain kesalahan yang dapat berupa nama, alamat, Nomor Pokok Wajib Pajak, nomor surat ketetapan pajak, jenis pajak, Masa Pajak atau Tahun Pajak, dan tanggal jatuh tempo;
  • kesalahan hitung, antara lain kesalahan yang berasal dari penjumlahan dan/atau pengurangan dan/atau perkalian dan/atau pembagian suatu bilangan; atau
  • kekeliruan dalam penerapan ketentuan tertentu dalam peraturan perundang-undangan perpajakan, yaitu kekeliruan dalam penerapan tarif, kekeliruan penerapan persentase Norma Penghitungan Penghasilan Neto, kekeliruan penerapan sanksi administrasi, kekeliruan Penghasilan Tidak Kena Pajak, kekeliruan penghitungan Pajak Penghasilan dalam tahun berjalan, dan kekeliruan dalam pengkreditan pajak.
Informasi yang saya jabarkan diatas merupakan referensi yang saya ambil dari beberapa sumber dibawah ini:

2 komentar:

  1. Hallo Rini, Saya tertarik sekali membaca tiap postingan yang ada di blog anda karna dari segi tampilannya sangat menarik dan dari segi isinya pun juga sangat membantu dan jelas sekali. Postingan anda sangat membantu dalam pelajaran maupun pengetahuan. semoga kedepannya lebih baik lagii :)

    BalasHapus
  2. mantap ulasanya jrlas intelektual mudah dimengerti..trim

    BalasHapus